Cara Islami menyikapi Berita dari Media
Saat ini banyak fitnah dan berita bohong berseliweran.
Tak jarang berita yang kita kira benar dan juga sebarkan, ternyata belakangan kita
ketahui palsu. Padahal Dusta itu ciri munafik. Dan jika kita menyebar dusta
juga, khawatirnya kita ikut berdosa. Oleh sebab itu ada baiknya kita mengkaji
ajaran Islam bagaimana kita bisa mendapat berita yang benar sehingga tidak
sampai menzalimi satu kaum.
1. Tabayyun ke Pihak yang Dituduh/Difitnah
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]
Tanyakan informasi dari kedua-belah pihak. Seandainya
ada pihak A bilang si B kafir, kita jangan percaya begitu saja. Tabayyun ke B
apa dia benar kafir. Dengan menerima informasi dari 2 pihak yang bertikai, baru
kita bisa menimbang dengan adil siapa yang benar.
Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu,
janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang
kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
Jangan cuma menerima informasi dari 1 sisi saja
misalnya dari kelompok kita saja, sementara dari kelompok lain kita anggap
tidak benar, munafik musuh Islam, dsb. Ini sudah bertentangan dengan hadits
Nabi di atas dan sudah ‘Ashobiyyah / Fanatisme Golongan.
Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang
pada ‘ashabiyah (HR Abu Dawud).
“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum:32]
Kalau sudah Ashobiyyah seperti itu, mereka menganggap
pemimpinnya seperti Tuhan yang tidak pernah salah. Bahkan mematuhi perintah
pemimpinnya meski bertentangan dengan perintah Allah dan RasulNya.
Tak jarang para Ulama seperti Ulama Al Azhar pun
mereka anggap kafir / musuh Islam. Na’udzubillah.
3. Bersikap Adil
Tak jarang karena kita benci pada satu kaum, akhirnya
kita mencap kaum tsb pasti pendusta, pasti jahat, dsb. Padahal kita tetap harus
adil meski kita benci mereka. Ingat, di setiap kelompok biasanya ada yang jahat
dan ada pula yang baik.
Harusnya kita tetap adil meski thd kaum yg kita benci:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” [Al Maa-idah:8]
Kita tidak boleh emosi:
Janganlah hendaknya seorang hakim mengadili antara dua
orang dalam keadaan marah. (HR. Muslim)
4. Dapatkan Berita dari Sebanyak Mungkin Sumber
Boleh dibilang tak ada Media yang netral 100%. Umumnya
mereka membawa kepentingan kelompok mereka. Oleh karena itu kita harus mendapat
berita dari berbagai sumber. Harus dari berbagai pihak. Sebab meski ada 10
media, tapi kalau masih dari 1 kelompok, sama juga bohong.
Jika ada Media yang sering melontarkan Fitnah/Dusta,
lebih baik diblack-list saja. Cari alternatif lain yang lebih dipercaya.
Semakin banyak sumber, satu Hadits makin dipercaya
karena dianggap Mutawattir. Apalagi kalau isinya sahih. Berita pun demikian.
Berita Mutawattir lebih kuat daripada Berita Ahad.
Iqro! Bacalah Jangan menutup mata kita dari Media
hanya karena pimpinan kita mencuci-otak kita… Itulah cara mendapat berita yang
benar.
Jika 1 berita hanya memuat informasi dari 1 pihak
saja, sementara pihak yang dituduh melakukan kejahatan sama sekali tidak
diwawancarai, apalagi ternyata beritanya meski ada di beberapa Media (apalagi
Media Online Abal2) cuma di jaringan kelompok/aliran yang sama dan tidak
ditemukan di Media Massa Nasional dan Internasional, meski Media tsb memakai
label “Islam”, kemungkinan besar isinya cuma fitnah. Apalagi jika menyangkut
politik yang berkaitan dengan kepentingan kelompoknya. Jadi harus hati-hati. (media-islam.or.id/solusiislamcom)
Posting Komentar