Kompasiana.com Pekerjaan sedang banyak-banyaknya, namun mata rasanya sepet sekali. Rasa kantuk datang tiba-tiba tanpa bisa di netralisir oleh secangkir kopi atau teh.
Hal yang saya sebutkan diatas tentunya kerap menyerang bagi sebagian orang, baik pekerja di dalam ruangan atau di luar ruangan.
Kondisi
seperti ini tentunya sangat berdampak pada hasil pekerjaan yang sedang
kita kerjakan, terlebih bila bekerja di bidang jasa seperti customer
service atau sesuatu bidang pekerjaan lainnya yang mengharuskan kita
berhadapan dengan masyarakat umum, semisal pekerja biro perjalanan umum
atau kasir.
Sebagian
orang mengatakan bahwa secangkir kopi bisa mengusir rasa kantuk ketika
sedang bekerja atau beraktivtas. Namun apakah hal ini juga berlaku bagi
pecinta teh yang tidak begitu menyukai atau tidak cocok dengan rasa
kopi.
Minuman
berkafein memang bisa mencegah rasa kantuk, namun kita juga patut
mewaspadai efek samping dari kafein itu sendiri. Mulai dari
terpangkasnya waktu tidur, penurunan kualitas tidur serta siklus jam
tidur yang terganggu.
Mengantuk
selalu di identikan dengan kurang cukupnya waktu istirahat. Namun
tenyata selain waktu istirahat yang tidak cukup, ada beberapa hal
lainnya yang menyebabkan kita kerap berada di kondisi 3L, Lemah, Letih,
Lesu. Ciri khas kondisi 3L adalah selalu merasa ngantuk, kurang / tidak bersemangat, terlihat pucat dan gampang lelah.
Jika
anda kerap berada di kondisi 3L, maka waspadalah ! karena bisa jadi
anda sedang mengalami Anemia. Anemia merupakan penyakit kekurangan sel
darah merah atau hemoglobin atau keduanya, sehingga kemampuan darah
mengangkut oksigen berkurang.
Adapun
Anemia, terdiri dari beberapa jenis, namun yang sering dijumpai pada
negara berkembang adalah anemia jenis defisiensi besi, adalah anemia
yang disebabkan oleh karena tidak memadainya persediaan zat besi yang
berguna dalam pembentukan sel darah merah atau hemoglobin.
Dan
di Indonesia sendiri berdasarkan penelitian Martoatmojo et al,
prosentasenya cukup tinggi, yaitu 16-50% pada laki-laki, 25-84% pada
perempuan dengan kondisi tidak hamil dan 46-92% pada perempuan hamil.
Sementara yang paling sangat beresiko mengalami anemia defensiensi besi adalah :
1. Wanita yang sedang berada pada masa menstruasi
2. Wanita dengan kondisi hamil dan menyusui
3. Bayi, anak-anak atau remaja. Mereka adalah golongan tubuh yang berada dalam masa pertumbuhan cepat.
4. Vegetarian.
Karena tidak memakan daging dan telur selama bertahun tahun, sehingga asupan zat besi kerap tidak terpenuhi.
5. Penderita penyakit maag.
6. Pengguna aspirin dalam jangka waktu lama
7. Pengidap kanker kolon
8. Penderita prediabetes
Selain
karena disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi, gangguan penyerapan
serta kehilangan zat besi karena penyakit tertentu, penyebab spesifik
yang juga terkait dengan 3 proses diatas adalah :
1. Terjadinya
pendarahan yang menahun, yang terjadi pada tukak lambung, pendarahan
pada saluran kencing, batuk berdarah, terkena infeksi cacing tambang dan
kondisi menstruasi yang mengeluarkan darah banyak.
2. Mengkomsumsi makanan dengan kadar zat besi rendah
3. Peningkatan suatu kondisi yang tidak di imbangi pemenuhan asupan zat besi, seperti kondisi kehamilan dan menyusui.
4. Terdapat gangguan penyerapan zat besi pada saluran pencernaan.
Karena
selain gejala yang disebutkan diatas gejala lain yang menjadi ciri khas
anemia defesiensi besi antara lain kuku yang tumbuh seperti sendok,
permukaan lidah yang menjadi halus, terjadi peradangan disekitar bibir.
Selain
indikator ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh, rasa kantuk juga
bisa terjadi oleh karena gaya hidup dan suasana lingkungan disekitar
kita (suasana kerja atau cuaca).
Gaya hidup disini yang dimaksud adalah kurangnya gerak fisik atau olahraga yang teratur.
Menurut
dr. Michael Triangto SpKO “Olahraga yang tepat intensitasnya adalah
yang dilakukan hingga mencapai zona latihan (training zone) diri orang
tersebut dan di lakukan secara teratur. Jika tidak optimal, mungkin
tubuh akan tetap loyo. Atau sebaliknya, dia makin mudah mengantuk karena
tubuh terlalu lelah akibat olahraga berlebihan.
Waktu
yang disarankan, adalah minimal 3 jam dari waktu tidur. Karena jika
selesai berolahraga, tubuh akan memproduksi adrenalin yang membuat sulit
tidur.
Menurut dr. Andreas, makin berat porsi seseorang berolahraga maka waktu tidur yang dibutuhkan semakin besar.
Sementara kantuk yang datang karena faktor lingkungan/suasana bisa dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya :
· Sudah berada berjam-jam di meja kerja/depan komputer
· Kurangnya
pencahayaan di ruang kerja, sebuah studi menerangkan bahwa cahaya
terang dapat mengurangi kantuk dan meningkatkan kewaspadaan
· Tubuh sedang kekurangan oksigen, karena mengabaikan asupan energi
· Karyawan yang bekerja dengan menggunakan schedule shift (jam kerja bergilir)
· Dehidrasi, bekerja di ruang yang ber AC kerap mengabaikan betapa pentingnya untuk minum
· Bosan atau jenuh pada sesuatu, semisal suasana rapat
· Suhu udara suatu tempat
· Begadang
· Stres
Jika
Anda sering berada di kondisi yang sudah saya sebutkan di atas,
alangkah baiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapat
penanganan yang lebih instensif. Karena bisa jadi Anda terkena
Narkolepsi.
Apabila
kantuk terjadi karena stres atau alasan lain yang berhubungan dengan
psikis, maka terapi perilaku kognitif dapat membantu mengembangkan
kebiasaan tidur yang baik serta mengurangi kecemasan tidur.
- Narkolepsi
dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana
penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang
waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15
menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali.
Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh
tidak dapat tidur.-
Semoga Bermanfaat.
Posting Komentar