Analisa
PILKADA Fenomenal
Menurut analisa penulis 3 Pilkada Fenomenal tersebut didasari oleh 3 kunci sukses:
Pertama, Personal Branding
Personal
Branding (Citra Pribadi) kandidat mempunyai selling value (nilai jual)
yang kuat. Menurut Hermawan Kartajaya (pakar Marketing Indonesia)
Jakowi Merasa setara dengan masyarakat biasa, sederhana, tak merasa sebagai orang
besar, orang tinggi, Jokowi mengembalikan semua kepada komunitas, masyarakat sekitar yang
menentukan, tidak eksklusif tetapi inklusif, berada di tengah masyarakat,
bersama masyarakat (Kompas, 30/5/2013), dan menurut Hamdi Muluk, pengamat Politik dari UI, Jakowi memiliki poltical barnding yang kuat (Kompas,12/9/2013)
sedangkan
Ridwan Kamil yang dikenal sebagai seorang ahli tata kota, telah banyak
diakui prestasi dan karya nya baik di dalam negeri maupun luar negeri,
Ridwan Kamil adalah orang Indonesia pertama yang dapat Urban Leadership Award dari University
of Pennsylvania, dari AS, penghargaan tersebut diberikan untuk pemimpin informal kota atau komunitas
yang dinilai peduli dan berhasil memberikan sebuah solusi untuk wilayah
tertentu dengan menyeimbangkan sektor sosial, ekonomi dan lingkungan. Ridwan diapresiasi atas usaha dalam program Indonesia Berkebun, Bandung
Creative City Forum, dan proyek lainnya. (Kompas 27/2/2013)
Sedangkan
Sudarsono-Yulhaidir, menurut dugaan analisa Dony Y Laseduw, pengamat
politik dan dosen terbang Fakultas hukum Universitas palangkaraya, bisa
jadi calon yang diajukan incumbent kurang kualitasnya dimata masyarakat
(Kalimantan News, 11/4/2013)
Kedua, Product Marketing, Marketing Strategy & Team Marketing
Jakowi, dengan Isu Jakarta Baru, mampu menjadi magnet daya dukung yang besar.
Ridwan Kamil, dengan Motto Kota Bandung menuju Perubahan yang lebih baik
Sudarsono, dengan slogan Membangun Kabupaten Seruyan Lebih Maju. Juga dengan Isu Kepemimpinan yang melayani bukan dilayani.
Ketiga, Kelemahan Lawan
Foke dianggap kurang dekat dan akrab dengan masyarakat, dan gestur (bahasa tubuhnya) juga terkesan kurang ramah, contohnya kurang senyum, bila dibanding Jakowi
Kompetitor Ridwan Kamil dianggap tidak lagi berusia muda, sehingga harapan besar yang akan diberikan ke pundak walikota bandung tersebut dirasa lebih tepat kepada "Anak Muda", apalagi dari sisi prestasi dan interaksi dengan masyarakat, kandidat lain juga terlihat kurang dibanding Ridwan Kamil.
Sudarsono, kompetitornya adalah Achmad Ruswandi yang merupakan anak (putra mahkota) dari incumbent Darwan Ali (Bupati sebelumnya) selain diduga kurang berkualitas juga, dianalisa kemungkinan munculnya kebosanan pada masyarakat pemilih terhadap "dinasti" sebelumnya, sehingga dipilih tokoh lain diluar lingkaran kekuasaan.
Posting Komentar